Seni suiseki
Sebenarnya telah sering para penggiat pecinta Suiseki menyelenggarakan berbagai kegiatan pameran semenjak tahun 1991, diantaranya yang disertakan dalam “Asia Pasific Bonsai Convention & Exhibition di Bali, di Jakarta dan Medan, namun kenyataannya masih banyak masyarakat awam yang belum mengetahui apa itu SUISEKI atau yang sering disebut sebagai Batu Seribu Satu Pesona.
Dan atas dasar itulah maka dalam kesempatan ini saya merasa terpanggil untuk menyebarluaskan informasi pengenalan mengenai Suiseki, dengan harapan semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda.
Karena sebenarnya, tanpa anda sadari begitu banyak batu Suiseki yang terdapat di sekitar lingkungan hidup kita. Hanya karena Anda belum mengetahui secara mendetail tentang Suiseki, maka Anda tidak tahu bahwa sebenarnya di seputaran kaki Anda ada harta karun yang tidak ternilai harganya, khususnya bagi Anda yang gemar bepergian ke sungai-sungai, tepi pantai yang berbatu ataupun ke perbukitan dan pegunungan.
Oke akhirnya hanya satu ungkapan dari saya yakni, selamat mencoba berkreasi, semoga anda terinspirasi dengan video ini.
Seni suiseki sebenarnya sudah ada semenjak 3000 th sebelum masehi, namun menurut catatan sejarah, Suiseki baru dikenal sekitar 1.500 tahun lalu di Tiongkok, yaitu sekitar tahun 618 sampai 907 pada masa kerajaan Dinasti Tang dan Sung.
Ketika itu Suiseki dikenal dengan sebutan Shang-Sek atau Yah-Sek. Artinya, batu yang dapat dinikmati keindahannya dalam jenis dan arti yang lebih luas. Nama Suiseki berasal dari akar kata Sui-Sek dalam bahasa Cina, yang berarti batu yang terkikis atau diukir oleh air berjuta tahun lamanya.
Seni ini dari daratan Asia Tengah (Cina) lalu merebak ke Jepang dan bahkan telah sampai ke Indonesia Adalah H.Ismail Saleh, SH (mantan Menteri Kehakiman) dkk yang mempopulerkannya uang tergabung di PPSI (Persatuan Pecinta Suiseki Indonesia) atau dulu bernama PPBI (Persatuan Pecinta Bonsai Indonesia)
Menurut para pakar, keunikan Suiseki yang dipopulerkan oleh Jepang, ialah bila dipandang dari jarak jauh akan memancarkan keindahan bentuk artistik. Tetapi bila dipandang dari dekat, Anda dapat menikmati mutu dan kualitas batu, keindahan serat alur dan tekstur yang alami. Selain itu Suiseki juga merupakan suatu hasil hasil karya alam yang teramat unik. Ini dapat dilihat dari tekstur dan serat alur permukaan batu yang terukir oleh proses erosi alam dan waktu melalui suatu maha karya yang terbentuk secara misterius akibat prosesi alam berjuta tahun lamanya.
Yang perlu diperhatikan dalam hal merangkai Suiseki ialah, bahwa batu yang akan dirangkai harus bentuk asli. Artinya, tidak boleh diukir/dipahat untuk memperoleh bentuk-bentuk yang diinginkan. Selain itu, bebatuan tersebut tidak boleh diberi zat pewarna, resin ataupun disemir. Biarkan semuanya dalam bentuk asli.
Oleh sebab itu, untuk menjadi seorang perangkai Suiseki Anda dituntut harus mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Hal ini dimaksudkan agar kreasi Anda bisa membentuk rangkaian Suiseki yang bermutu dan artistik.
Komentar
Posting Komentar